Ilustrasi orang terkaya dunia atau miliarder. Foto: Freepik/vecstock Rekomendasi |
Kas138News.com, Palembang Pertumbuhan jumlah orang kaya di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru Knight Frank, Indonesia kini menempati peringkat ke-9 negara dengan jumlah orang kaya terbanyak di Asia.
Adapun jumlah orang kaya di Indonesia mencapai 8.120 orang yang memiliki kekayaan di atas USD 10 juta atau setara Rp160 miliar (kurs Rp15.000/USD).
Pertumbuhan jumlah orang kaya di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru Knight Frank, Indonesia kini menempati peringkat ke-9 negara dengan jumlah orang kaya terbanyak di Asia, yakni sebanyak 8.120 orang yang memiliki kekayaan di atas USD 10 juta atau setara Rp160 miliar (kurs Rp15.000/USD).
Angka ini melonjak drastis dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat 832 orang superkaya. Artinya, dalam rentang waktu kurang dari satu dekade, jumlah orang kaya di Tanah Air meningkat hampir sepuluh kali lipat.
Pertumbuhan ini menandai pergeseran penting dalam distribusi kekayaan di kawasan Asia, sekaligus membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Ledakan sektor digital menjadi salah satu pendorong utama peningkatan kekayaan di Indonesia. Maraknya e-commerce, startup teknologi, hingga ekspansi digital banking menciptakan generasi baru pengusaha muda yang berhasil meraih kekayaan dalam waktu singkat.
Selain itu, kenaikan signifikan harga komoditas unggulan seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel turut mengerek kekayaan sejumlah konglomerat di sektor sumber daya alam.
Faktor lain yang turut memperkuat tren ini adalah melonjaknya nilai properti di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan harga sangat tinggi, seiring dengan meningkatnya permintaan dan pembangunan infrastruktur.
Meski demikian, posisi Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara seperti Tiongkok (471.634 orang), Jepang (122.119 orang), dan India (85.698 orang) dalam hal jumlah individu dengan kekayaan ultra tinggi. Namun, dengan laju pertumbuhan yang kuat, bukan tidak mungkin Indonesia akan naik peringkat dalam waktu dekat.
Kehadiran 8.120 orang kaya di Indonesia juga berkontribusi terhadap sekitar 0,3% dari total populasi individu kaya di dunia. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi menengah yang semakin diperhitungkan, khususnya dalam konteks pertumbuhan kelas atas dan konsumsi premium.
Pemerintah dan pelaku industri diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong inklusi keuangan, investasi domestik, serta penguatan sektor-sektor strategis yang dapat mendistribusikan manfaat pertumbuhan ekonomi secara lebih merata.
Data Orang Kaya di Negara Asia
1. China: 471.634 orang
2. Jepang: 122.119 orang
3. India: 85.698 orang
4. Hong Kong: 42.715 orang
5. Korsel: 39.210 orang
6. Taiwan: 28.391 orang
7. Singapura: 9.674 orang
8. Thailand: 9.192 orang
9. Indonesia: 8.120 orang
10. Malaysia: 7.490 orang
Kepala Ekonom Juwai IQI Shan Saeed yang berbasis di Malaysia mengatakan, prospek ekonomi Indonesia cukup baik dan diperkirakan bisa tumbuh hingga lima persen tahun ini.
“Dengan menerapkan dan fokus pada strategi multifaset, Indonesia dapat menciptakan perekonomian yang lebih tangguh dan dinamis. Saya tetap optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia,” kata Shan Saeed dikutip dari Antara, Rabu (19/3/2025).
Dirinya memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia bakal tumbuh antara 4,5 persen hingga lima persen pada 2025 ini.
Menurut dia, pemerintah Indonesia dapat melakukan satu hal penting dalam hal ini, yaitu memberikan kepercayaan kepada investor lokal untuk mendorong pertumbuhan dan menarik investasi asing langsung (FDI) ke dalam perekonomian.
“Fokus pada ekonomi domestik adalah kunci utama. Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai hasil PDB yang diinginkan pada tingkat makro,” ungkapnya.
Semua mata kini tertuju pada langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang bertekad untuk melakukan reformasi ekonomi dan sosial guna membawa perekonomian ke tingkat pertumbuhan selanjutnya yang menguntungkan rakyat.
“Solusinya? Memberikan kepercayaan kepada investor lokal yang memiliki dana untuk diinvestasikan di dalam negeri agar momentum pertumbuhan tetap terjaga,” paparnya.
Investor lokal, menurutnya, memiliki kemampuan untuk menginjeksi dana ke dalam perekonomian, mempercepat roda ekonomi, dan pada akhirnya menarik kembali investor asing ke Indonesia.
Shan Saeed juga memaparkan, ada beberapa strategi yang bisa menjadi motor titik balik perekonomian Indonesia di 2025.
Pertama, meningkatkan infrastruktur transportasi, energi, dan digital untuk mendorong produktivitas. Investasi infrastruktur memiliki korelasi langsung dengan pertumbuhan PDB.
Kedua, memberikan dukungan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
UMKM sangat penting untuk penciptaan lapangan kerja dan inovasi. Saat ini, terdapat 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB Indonesia.
Dalam hal tenaga kerja, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, yaitu sekitar 119,6 juta orang. Namun, hanya sekitar 17,5 juta pelaku UMKM yang telah memasuki ekosistem digital dan memanfaatkan niaga-el (e-commerce). Tenaga kerja produktif menjadi pendorong utama prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketiga, menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan pasar untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil. Investasi dalam pendidikan perempuan juga dapat mengubah arah ekonomi Indonesia.
0 Komentar